Persahabatan Cewek dan Cowok [Enggak Seribet Itu Kok]

Kamis, 20 September 2012


Persahabatan cewek dan cowok sering banget bikin perdebatan. Ada yang percaya, persahabatan cewek dengan cowok bisa berjalan dengan murni tanpa ada perasaan lebih di antara keduanya. 





Tapi, ada juga yang menganggap persahabatan cewek dan cowok pasti diselingi kisah cinta. Kalau masalah cinta ini sudah muncul, persahabatan juga terancam bubar. Mungkin pacar enggak suka dengan persahabatan ini. Memang seribet ini, ya? 



Secara umum, persahabatan bisa dibilang sebagai satu kelompok sosial kecil yang biasanya terdiri dari dua orang. Dalam persahabatan ada interaksi yang lebih dalam, di mana kedua orang yang bersahabat ini saling memberikan waktu yang lebih banyak dengan tingkat saling percaya yang lebih tinggi dibandingkan dengan pertemanan biasa. Dalam buku The Adolescents: Development, Relationships, and Culture, pada awal masa remaja, kita cenderung bersahabat dengan teman sesama jenis. Dengan sahabat sesama jenis, kita bisa belajar aturan main dalam pertemanan, mengembangkan kemampuan bergaul, atau belajar gaya berpakaian yang oke. Tapi, seiring dengan perkembangannya, remaja kemudian mulai mencari sahabat lawan jenis. Hal ini juga didorong oleh kebutuhan remaja akan pengetahuan soal lawan jenisnya.

IDENTITAS REMAJA

Menurut seorang tokoh psikologi yang banyak mempelajari soal identitas remaja, Erik Erikson, bersahabat dengan lawan jenis bagus banget untuk dicoba. Karena, dengan begitu, banyak hal soal lawan jenis yang bisa diintip dari sahabat kita. Sebagai contoh, seorang cowok yang punya sahabat cewek dijamin bakal bisa belajar banyak banget tentang sensitifnya cewek. Atau seorang cewek bisa belajar bagaimana cara berpikir simpel ala cowok dari sahabat cowoknya. Bisa dibilang, saling menguntungkan, deh! Selain itu, menurut Erikson, pelajaran kayak gini termasuk satu dari tujuh hal yang bisa membantu kita dalam menemukan identitas.

Tapi, ternyata, enggak semua orang mau atau percaya untuk bersahabat dengan lawan jenis. Masalah utama yang paling ditakutkan bakal muncul dalam persahabatan ini adalah perasaan cinta! Malah mungkin ada yang menganggap kalau persahabatan lawan jenis pada awal sebenarnya adalah PDKT. Apa memang selalu seperti itu?

Persahabatan tetaplah persahabatan walaupun dengan siapa kita menjalaninya. Sebenarnya, nih, persahabatan dengan lawan jenis enggak jauh berbeda, kok, dengan sesama jenis. Secara umum, kegiatan yang dilakukan dalam persahabatan lawan jenis ini mirip dengan persahabatan sesama jenis. Hal ini dituturkan oleh Femmy, Kelas III SMAN 6, Depok. Aku suka telepon-teleponan sama sahabat cowokku. Kalau sudah ngobrol, bisa lama, deh. Kami juga sering saling curhat kalau lagi suka sama seseorang. Enggak beda, kan, sama sahabat cewek.

Pernyataan Femmy ini juga didukung oleh Hery, seorang siswa kelas III yang kebetulan juga satu sekolah dengan Femmy. Sahabatan sama cewek atau cowok sama enaknya, kok. Siapa bilang cowok enggak bisa banyak ngobrol atau curhat lama-lama? Gue dan sahabat cewek gue bisa telepon-telepon hampir setiap hari selama berjam-jam! ujarnya semangat.

Punya sahabat lawan jenis pun bisa memberi hal-hal yang enggak bisa didapat dari sahabat sesama jenis. Seperti yang dialami oleh Hery, Punya sahabat cewek atau cowok sebenarnya sama enaknya. Tapi, cara mereka mengisi, tuh, beda-beda. Kalau sahabat cowok paling asyik untuk diajak nongkrong atau jalan. Tapi, biasanya kita jarang ngobrol banyak. Nah, kalau sahabat cewek paling enak untuk jadi teman ngobrol atau mencari solusi buat masalah kita.

Pendapat yang mirip juga disampaikan oleh Adam, seorang siswa kelas I dari sebuah SMA negeri di Jakarta. Sahabat cewek bisa bikin gue nyaman untuk curhat karena dia sendiri baik dan juga jujur sama gue. Kalau sama sahabat cowok enggak mungkin juga, kan, telepon-teleponan lama-lama, kata Adam.


Nadya, siswi Kelas III SMU Labschool, Jakarta, punya cerita sendiri soal persahabatan dengan lawan jenis. Buat Nadya, sahabat cowok punya nilai plus lain dari sahabat cewek. Sahabat cowok bisa melindungi kita dengan cara yang beda dari sahabat cewek. Sebenarnya enaknya, sih, sama saja. Intinya, kan, mereka sahabat kita juga. Tapi... caranya sahabat cowok melindungi dan menyayangi kita beda, deh, dari sahabat cewek.

BERBAGAI MASALAH

Seperti halnya persahabatan sesama jenis, persahabatan dengan lawan jenis juga punya masalah sendiri. Entah masalah yang muncul dari dalam hubungan itu sendiri atau dari pihak luar, terutama pacar. Permasalahan yang dialami Nadya kebetulan muncul dari pacarnya yang cemburuan. Aku dan sahabat cowokku, yang bernama Acong, sudah kenal dari kelas I SMP dan mulai akrab di kelas III. Kami semakin dekat karena di SMA kami bareng lagi. Waktu aku jadian dengan seorang cowok yang juga satu sekolah, aku dilarang untuk bergaul sama Acong. Soalnya cowokku cemburuan banget. Aku, sih, nurut saja karena takut diputusin. Tapi memang dasar enggak bisa dipisahkan, aku dan Acong tetap telepon-teleponan dan pernah jalan bareng sembunyi-sembunyi. Untungnya Acong tetap mengerti. Tapi, akhirnya cowokku itu nge-dump aku. Sejak itu aku enggak pernah mau ninggalin sahabatku ini lagi, cerita Nadya.

Permasalahan yang muncul dari dalam persahabatan itu sendiri terjadi kalau salah satu ternyata mulai pengin berubah status dari sahabat menjadi pacar. Hal ini dialami Femmy saat tiba-tiba cowok yang menjadi sahabatnya sejak kelas I SMP nembak saat mereka berada di kelas I SMA. Katanya, sih, dia memang suka aku sejak SMP, tapi enggak berani bilang. Kaget banget karena sama sekali enggak nyangka! Akhirnya setelah mikir sehari, aku tolak dia. Aku perlu mikir karena sempat merasa enggak enak nolak. Tapi, aku pikir, kami lebih cocok bersahabat saja. Akhirnya aku tolak. Lagi pula, kalau seandainya jadian, aku enggak mau kehilangan dia nanti setelah putus, kata cewek manis ini lagi.

Adam justru mengalami hal yang berkebalikan dari Femmy. Setelah sekian lama bersahabat, akhirnya Adam sadar telah menyukai sahabat ceweknya. Tetapi, Adam tetap berusaha keras untuk menjaga perasaan itu dalam hatinya. Di kelas I SMP gue mulai berteman dengan seorang cewek. Lama-lama kami menjadi dekat dan mulai sering ngobrol dan telepon-teleponan. Akhirnya gue menganggap dia sebagai sahabat gue karena kami juga sudah saling percaya. Tiba-tiba, di kelas III, gue mulai sadar kalau ternyata suka dia. Sampai sekarang pun gue masih suka dan berencana pengin nembak. Tapi belum sekarang karena gue masih takut dia bakal nolak dan menjauh dari gue, kata Adam sedikit malu.

Hery, yang sudah berhasil jadian dengan sahabatnya, mengaku kalau tetap ada masalah yang muncul. Ada banyak hal yang harus diadaptasi lagi setelah pacaran. Sahabatan dan pacaran, tuh, jauh beda, deh. Kalau dulu bisa cuek dan enggak pakai cemburu. Belum lagi masalah sentuhan fisik. Pada awalnya kami canggung, lho, untuk gandengan, ujar Hery sambil tertawa. Selain itu, di awal pacaran gue juga sempat takut kalau-kalau nantinya kami malah musuhan setelah putus nanti. Wuih, seram banget, kan, tuh! kata Hery lagi.

DIJAGA, YUK!

Berbagai permasalahan yang muncul tadi bisa bikin hubungan persahabatan kita bubar dengan cepat kalau enggak diatasi. Tapi, dengan usaha, persahabatan ini tetap bisa dijaga, kok. Seperti buat Adam, enggak ada salahnya punya perasaan lebih terhadap sahabat sendiri. Hal ini justru bikin Adam jadi tetap santai dan enggak canggung. Gue, sih, enggak pernah dan enggak mau canggung di depan dia. Nanti malah kelihatan. Kalau lagi bareng, gue enggak mau mikirin kalau gue suka sama dia. Gitu saja, sih, tambahnya santai.

Sementara cara Femmy menghadapi perasaan sahabatnya adalah dengan tetap bersikap biasa, tapi tegas dan enggak memberikan harapan palsu. Setelah aku menolak dia, kami sempat canggung sebentar. Tapi, aku berusaha untuk tetap bersikap seperti sebelumnya, dan ternyata dia juga bisa. Aku, sih, berusaha lupa saja kalau dia pernah nembak aku. Waktu dia nembak lagi untuk kedua kalinya, aku tetap bersikap sama dan enggak pernah jadi curiga juga sama dia setelah itu. Hubungan kami tetap baik dan sekarang dia sudah punya cewek, kata Femmy sambil tertawa.

Bagi Hery sendiri, komunikasi yang lancar antara dia dan sahabat sekaligus pacarnya ini bisa bikin hubungan mereka jadi awet. Kami selalu diskusi dan terbuka untuk cerita apa saja. Akhirnya adaptasi bisa berjalan lancar juga, kata Hery. Di awal pacaran kami juga sudah bikin komitmen supaya enggak musuhan setelah putus nanti. Karena diskusi lancar, hubungan kami awet. Gue dan dia sudah pacaran enam bulan, dan ini juga pacaran terlama gue, ujar Hery bangga.

Nadya yang sampai sekarang tetap langgeng dengan sahabat cowoknya punya tips ampuh buat menjaga persahabatan mereka. Aku dan Acong tetap murni bersahabat, dari kelas I SMP sampai kelas III SMA sekarang. Sebenarnya Acong pernah bilang kalau aku adalah tipe ceweknya dia. Tetapi, karena kami sudah berjanji harus saling jujur dan terbuka, kami jadi terlalu tahu kejelekan masing-masing. Dan akhirnya itu bikin kami merasa enggak mungkin, deh, bisa pacaran! Bahkan, kalau tiba-tiba, misalnya, salah satu dari kami ada yang suka, harus tetap bilang. Karena, kami enggak mau persahabatan kami bubar cuma gara-gara masalah perasaan, kata Nadya tegas.

Untuk masalah dengan pacar, Nadya mengaku sudah enggak mau lagi dikekang oleh pacar. Yang penting kita enggak macam-macam sama sahabat cowok ini dan kalau bisa menjelaskan soal hubungan persahabatan ini ke pacar kita, tandas Nadya lagi.

Intinya, nih, persahabatan cewek dan cowok layak dicoba dan sebaiknya enggak usah terlalu dibawa ribet. Jalani saja dengan tulus dan dijamin kita juga bakal siap dengan segala risikonya. Enggak ada salahnya juga kalau tiba-tiba kita punya perasaan lebih untuk sahabat kita. Ingat saja kalimat bijak ini: Jika dua orang sahabat saling jatuh cinta, itu tandanya mereka memang ditakdirkan bersama. Kalau mereka tetap bersahabat sampai akhir, itu tandanya mereka saling menjaga dan enggak mau kehilangan satu sama lain. Tuh... enggak terlalu ribet, kan?

0 komentar:

Posting Komentar